Minggu, 16 November 2014

Kenapa banyak sarjana yang pintar menganggur ?


SEGERA TERBIT.

RENCANA TERBIT DESEMBER 2014.

HARGA ebook Rp. 3.000,-




PESAN SEKARANG JUGA.
KIRIMKAN EMAIL ANDA KE richard.nata@yahoo.co.id  
TRANSFER UANG KE 
RICHARD NATA
REKENING 002-1576394
BCA

SETELAH SELESAI LANGSUNG DIKIRIMKAN ebook ke email anda.

  1. Kenapa banyak sarjana yang pintar masih menjadi sarjana pengangguran ? Banyak faktor yang menyebabkan banyak sarjana pintar menganggur. Contohnya adalah sebagai berikut :
    1. Tidak mempunyai siasat atau trik di dalam melamar kerja.
    2. Tidak mau bekerja kalau tidak sesuai dengan syarat yang diinginkannya. Misalnya harus menjadi pegawai negeri. Harus bekerja dalam bidang disiplin ilmu yang dipelajarinya saat sekolah atau kuliah. Harus mendapatkan gaji yang tinggi. Malu kalau bekerja mulai dari bawah sekali.
    3. Kesalahan di dalam menulis surat lamaran kerja ( selanjutnya akan ditulis surat lamaran ).
    4. Keterlambatan datangnya surat, baik surat lamaran kita ke perusahaan sehingga lowongan kerja telah diisi oleh orang lain. Maupun surat panggilan untuk tes dan atau interview ( selanjutnya akan ditulis tes dan interview ) yang dikirim oleh kurir. Sehingga kita tidak dapat hadir di waktu yang telah ditentukan oleh perusahaan. Jika surat panggilan dikirim lewat email maka kita terlambat membuka dan membaca email tersebut.
    5. Hasil tes, psikotes, interview dan tes kesehatan yang kurang baik.
    6. Ada pesaing yang lebih baik atau minta gaji yang lebih rendah.
    7. Gaji yang diminta terlalu tinggi. Kadang-kadang gaji yang kita minta melebihi gaji dari atasan kita. Tentu saja ia segera menolak untuk memproses lebih lanjut surat lamaran kita.
    8. Banyak atasan yang takut kalau menerima bawahan yang lebih pintar dari dirinya. Mereka takut kalau sewaktu-waktu kedudukan mereka akan digeser oleh bawahannya yang lebih pintar tersebut.
    9. Tidak mempunyai nilai tambah atau kelebihan apapun di bidang yang dilamarnya. Penulis pernah mewawancarai seorang sarjana ekonomi yang berkualitas sangat rendah. Ia bahkan tidak bisa menjawab apa itu rugi/laba di neraca keuangan.
    10. Faktor keberuntungan atau hoki. Sebab bisa saja sebenarnya ia yang diterima tetapi karena ada saingan baru yang merupakan koneksi atau titipan dari pihak-pihak tertentu maka ia terpaksa harus dikorbankan oleh pihak manajemen perusahaan.
    11. Cepat putus asa. Setelah melamar beberapa kali dan tidak berhasil maka tidak mengirimkan surat lamaran lagi.
    12. Faktor lain-lain. Di sini bisa berarti banyak, antara lain faktor tubuh ( cacat, penyakitan, kurus sekali, gemuk sekali, jelek, pendek ), faktor kepribadian ( suka berbohong, malas sekali, cepat tersinggung, sok pintar ), maka manajemen perusahaan akan berpikir dua kali untuk memperkerjakannya.

LEWAT BUKU PINTAR MENCARI KERJA MAKA PENULIS BERHARAP PARA SARJANA PENGANGGURAN TERSEBUT MENDAPATKAN KERJA.


Noudy Itoe Zhagyt's photo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar